Pertemuan ke-10 blok Filsafat sesi 2 (Pak ROT)
EKSISTENSIALISME JEAN PAUL SARTRE
Apa itu 'eksistensialisme'?
aliran utama yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yg khas di tengah makhluk lainnya
jiwa ekstensinalisme ialah pandangan manusia sbg eksistensi
etimologis: ex=keluar, sistentia (sistere)=berdiri. manusia bereksistesi = manusia baru menemukan diri sbg aku dengan keluar dari dirinya.
pusat diriku terletak di luar diriku. ia menemukan pribadinya dengan seolah-olah keluar dari dirinya sendiri dan menyibukkan diri dengn apa yg ada di luar dirinya
hanya manusialah bereksistensi. eksistensi tidak bisa disamakan dgn "berada". pohon, anjing berada tapi tidak bereksistensi
eksistensisialisme dr segi isi bukan satu kesatuan, tapi lebih merpakan gaya berflsafat.
beberapa tokoh filsafat yang menganut gaya eksistensialisme, a.l.: Kierkegaard, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Jean Paul Sartre, dll.
sulit menyeragamkan definisi mengena eksistensialisme, krn adanya peredaan pandangan mengenai eksistensi itu sendiri
namun satu hal yang sama: filsafat harus bertitik tolak pada manusai konkret, manusia sbg eksistensi, maka bagi manusia eksistensi mendahului esensi
Beberapa ciri eksistensialime
motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada. hanya manusia bereksistensi.
bereksistensi harus diartikan secara dinamis. bereksistensi berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
manusia dipandang terbuka, belum selesai. manusia terikat pd dunia sekitarnya, khususnya pd sesamanya.
memberi penekanan pd pengalaman konkrit
Siapa itu Jean Paul Sartre
lahir di Paris 1905
1929 menjadi guru
1931-36 dosen filsafat di Le Havre
1941 menjadi tawanan perang
1942-44 dosen Loycee Pasteur
banyak menulis karya filsafat dan sastra
dipengaruhi oleh Husserl dan Heidegger
Pemikiran filsafat Sartre
sulit menjelasksn pemikiran filsafat Sartre secara singkat.
Bagi Sartre, manusia mengada dgn kesadaran sbg dirinya sendiri. keberadaan manusia berbeda dgn keberadaan benda lain yg tidak punya kesadaran
Untuk manusia, eksistensi adalah keterbukaan, beda dgn benda lain yg keberadaannya sekaligus berarti esensinya. bagi manusia eksistensi mendahului esensi
Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sbg subjektivitas. apapun makna yg diberiakn pd eksistensinya, manusia sendirilah yg bertanggungjawab.
Tanggungjawab yg menjadi beban kita jauh lebih besar dr sekedar tanggungjawab terhadap diri kita sendiri.
Dibedakan 'berada dlm diri' dan 'berada untuk diri'
Berada dalam diri = berada an sich, berada dlm dirinya, berada itu sendiri. Mis. meja itu meja, bukan kursi, bukan tempat tidur. semua yg beada dlm diri ini tidak aktif. mentaati prinsip it is what it is. Maka bagi Sartre segala yg dalam diri: memuakkan.
Sementara berada untuk diri = berada yang dgn sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia.Manusia punya hubungan dgn keberadaannya. bertanggungjawab atas faktas bahwa ia ada. Mis. manusisa bertanggungjawab bhw ia pegawai, dosen. benda tidak sadar bhw dirinya ada, tp manusia sadar bhw ia berada. Pd manusia ada kesadaran.
biasanya kesadaran kita bukan kesadran akan diri, melainkan kesadaran diri.
baru kalau kita scr refleksif menginsyafi cara kita mengarahkan diri pd objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akn diri.
Tuhan tidak bisa dimintai tanggungjawab. Tuhan tidak terlibat dlm putusan yg diambil oleh manusia. Manusia adalah kebebasan, dan hanya sbg makhluk yg bebas dia tanggungjawab.
tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. bila kebebasannya ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.
Apakah yang mengurangi kebebasan manusia?
Beberapa kenyataan (kefaktaan) yg mengurangi penghayatan kebebasn:
- tempat kita berada: situasi yg memberi struktur kepada kita, tp kita juga beri struktur
- masa lalu: tiak mungkin meniadakan krn masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
- lingkungan sekitar (Umwelt):
- kenyataan adanya sesama manusia dgn eksistensinya sendiri
- maut: tdk bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.
Walaupun kefaktaan ini melekat dlm eksistensi manusia, tapi kebebasan eksistensial tdk bisa dikurangi/ditiadakan
Ketubuhan manusia
Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelma sbg wujud yg bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia.
Tubuh sebagai pusat orientasi tdk bisa dipandang sbg alat sematamata, tp mengukuhkan kehadiran kita sbg eksistensi
Komunikasi dan cinta
Komunikasi= suatu hal yg apriori tak mungkin tanpa adanya sengketa, krn setiap kali orang menemui org lain pd akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yg seorg seolah-olah membekukan orang lain. terjadi saling pembekuan shg masing2 jadi objek.
Cinta = bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa krn objektifikasi yg tak terhindarkan.
Sartre dan Simone de Beauvoir
Sumber: PPT Pak ROT
Selasa, 07 Oktober 2014
Hari ke-10 blok Filsafat sesi 1
Pertemuan ke-10 sesi 1 (Pak ROT)
EKSISTENSIALISME MENURUT KIERKEGAARD
Kierkegaard, lahir di Kopenhagen, Denmark 15 Mei 1813. Belajar teologi di Universitas Kopenhagen, tapi tidak selesai. Dikenal sebagai bapak eksistensialisme.
=> Pernyataan Parmenides hingga Hegel: "Berpikir sama dengan berada" ditolak oleh Kierkegaard. Disini dan kini manusia percaya dan menentukan bagaimana dia akan ada secara abadi.
Waktu dan keabadian
=> Setiap orang adalah campuran dari ketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia adalah gerak menuju Allah, tapi juga terpisah dari Allah. Manusia hidup dalam 2 dimensi sekaligus: keabadian dan waktu,
Subyektivitas dan eksistensi sebagai tugas
=> eksistensi manusia bukan sekedar suatu fakta, tapi lebih daei itu. Eksistensi manusia adalah tugas yang harus di jalani dengan kesejatian sehingga orang tidak tampil dengan semu.
Publik dan Individu
=> Publik bagi kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas.
Sumber: PPT (ROT)
EKSISTENSIALISME MENURUT KIERKEGAARD
- Eksistensialisme = aliran filsafat yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya khas di tengah-tengah makhluk lainnya.
- Jiwa eksistensialisme = pandangan manusia sebagai eksistensi
- Etimologis = ex: keluar, sistentia (sistere): berdiri --> manusia bereksistensi maksudnya adalah manusia baru menemukan diri sebagai aku dengan keluar dari dirinya.
- Pusat diri terletak di luar diriku. Hanya manusia yang bereksistensi.
- Eksistensialisme dari segi isi bukan kesatuan, tapi lebih merupakan gaya berfilsafat.
- Tokoh yang menganut gaya eksistensialisme:
- Kierkegaard
- Edmund Husserl
- Martin Heidegger
- Gabriel Marcel
- Jean Paul Sartre
- Ciri-ciri eksistensialisme
- motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada
- bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi, merencanakan
- manusia di pandang terbuka, belum selesai
- member penekanan pada pengalaman konkret
Kierkegaard, lahir di Kopenhagen, Denmark 15 Mei 1813. Belajar teologi di Universitas Kopenhagen, tapi tidak selesai. Dikenal sebagai bapak eksistensialisme.
- Pokok-pokok ajaran Kierkegaard
- Kierkegaard memandang Hegel sebagai pemikir besar, tetapi Hegel melupakan satu hal yaitu eksistensi manusia dan konkrit. Manusia tidak dapat dibicarakan "pada umumnya", karena manusia pada umumnya tidak ada.
- Yang ada adalah manusia yang semuanya penting, berada dan berdiri di hadapan Tuhan
- Eksistensi bagi Kierkegaard adalah merealisasi diri, mengikat diri dengan bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya.
- Manusia harus bereksistensi, yakni menjadi (dalam waktu) seperti ia (akan) ada.
- Ada 3 cara bereksistensi:
- Sikap estetis = merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yang dikuasai oleh perasaan.
- Sikap etis = menerima kaidah-kaidah moral, suara hati dan memberi arah pada hidupnya
- Sikap religius = berhadapan dengan Tuhan. Karena manusia religius percaya pada Allah
=> Pernyataan Parmenides hingga Hegel: "Berpikir sama dengan berada" ditolak oleh Kierkegaard. Disini dan kini manusia percaya dan menentukan bagaimana dia akan ada secara abadi.
Waktu dan keabadian
=> Setiap orang adalah campuran dari ketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia adalah gerak menuju Allah, tapi juga terpisah dari Allah. Manusia hidup dalam 2 dimensi sekaligus: keabadian dan waktu,
Subyektivitas dan eksistensi sebagai tugas
=> eksistensi manusia bukan sekedar suatu fakta, tapi lebih daei itu. Eksistensi manusia adalah tugas yang harus di jalani dengan kesejatian sehingga orang tidak tampil dengan semu.
Publik dan Individu
=> Publik bagi kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas.
Sumber: PPT (ROT)
Langganan:
Postingan (Atom)