Selasa, 23 September 2014

Hari ke-4 blok Filsafat (sesi 4), 19-9-2014

Pertemuan ke-4 sesi 4   (Romo Carolus)

LOGIKA INDUKTIF & DEDUKTIF

Apa itu logika/ penalaran induktif?

  • Logika/ penalaran induktif= cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proporsi tunggal/ partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.
  • Kesimpulan= generalisasi fakta yang memperlihatkan kesamaan.
  • Persamaan penalaran induktif dengan deduktif= argumentasi ke-2 nya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.
  • Perbedaan: penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tepi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar.
  • Maka, argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih/ tidak sahih, tapi berdasarkan probabilitas.
Cara Penalaran Induktif
  • Proses induksi mulai berdasar kejadian-kejadian, gejala partikular
  • Tiga ciri penalaran induktif
    1. Premis penal induktif = proposisi empiris yang ditangkap indera
    2. Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis
    3. Meski kesimpulan tidak mengikat, tapi manusia menerimanya

Generalisasi Induktif
--> Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik
      kesimpulan tentang semua.
--> Prinsip: apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu yang diharapkan akan selalu terjadi
      bila kondisi yang sama terpenuhi.
--> 3 syarat membuat generalisasi: ~ tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah
                                                           tertentu
                                                        ~ tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku di mana saja
                                                        ~ dapat dijadikan dasar pengandaian

Analogi induktif
  • Analogi = bicara tentang 2 hal yang berbeda dan dibandingkan. 2 hal perlu diperhatikan persamaan dan perbedaannya.
  • Analogi induktif - proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang punya esensial yang sama.
  • Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.

Deduktif
- Deduksi sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu, dalam proses itu akal budi kita
  menyimpulkan pengetahuan yang lebih "khusus" dari pengetahuan yang lebih "umum".
- Deduksi selalu di jiwai oleh induksi.
- Dalam logika biasanya deduksi yang terutama dibicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih 
  penting untuk latihan dan perkembangan pikiran .

Faktor Probabilitas
Probabilitas = keadaan pengetahuan antara kepastian dan kemungkinan.
Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh:
  1. Faktor fakta: makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi, dan sebaliknya.
  2. Faktor analogi: semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusi, dan sebaliknya.
  3. Faktor disanalogi: makin besar faktor disanalogi di dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusi, dan sebaliknya.
  4. Faktor luas konklusi: semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitas, dan sebaliknya.
Kesesatan generalisasi/analogi
Kesesatan penalaran induktif yang terpenting adalah
  • Tergesa-gesa: cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta
  • Faktor ceroboh: cepat menarik kesimpulan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan
  • Prasangka: memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yang tidak cocok
Hubungan Sebab-Akibat
~ Prinsip umum: suatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu. Terkandung makna bahwa suatu sebab 
   mendahului akibat. Tapi tidak semua yang mendahului sesuatu menjadi sebab bagi yang lain.
~ Hubungan sebab akibat: hubungan yang intrinsik, artinya bahwa hubungan sedemikian rupa
   sehingga kalau yang satu tidak ada, maka yang lain juga tidak ada.
~ 3 pola sebab akibat: dari sebab ke akibat, dari akibat ke sebab, dan dari akibat ke akibat.

Manfaat belajar penalaran induksi
  • B. Russel: logika induktif bukan hanya lebih bermanfaat dari logika deduktif, tapi juga lebih sulit.
  • Memberikan pembenaran atas kecenderungan manusia yang bersandar pada kebiasaan.
  • Dapat menekan kemungkinan kesalahan.

Sumber: PPT Romo Carolus




Tidak ada komentar:

Posting Komentar