LOGIKA INDUKTIF & DEDUKTIF
Apa itu logika/ penalaran induktif?
- Logika/ penalaran induktif= cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proporsi tunggal/ partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.
- Kesimpulan= generalisasi fakta yang memperlihatkan kesamaan.
- Persamaan penalaran induktif dengan deduktif= argumentasi ke-2 nya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.
- Perbedaan: penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tepi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar.
- Maka, argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih/ tidak sahih, tapi berdasarkan probabilitas.
- Proses induksi mulai berdasar kejadian-kejadian, gejala partikular
- Tiga ciri penalaran induktif
- Premis penal induktif = proposisi empiris yang ditangkap indera
- Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis
- Meski kesimpulan tidak mengikat, tapi manusia menerimanya
--> Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik
kesimpulan tentang semua.
--> Prinsip: apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu yang diharapkan akan selalu terjadi
bila kondisi yang sama terpenuhi.
--> 3 syarat membuat generalisasi: ~ tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah
tertentu
~ tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku di mana saja
~ dapat dijadikan dasar pengandaian
Analogi induktif
- Analogi = bicara tentang 2 hal yang berbeda dan dibandingkan. 2 hal perlu diperhatikan persamaan dan perbedaannya.
- Analogi induktif - proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang punya esensial yang sama.
- Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.
- Deduksi sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu, dalam proses itu akal budi kita
menyimpulkan pengetahuan yang lebih "khusus" dari pengetahuan yang lebih "umum".
- Deduksi selalu di jiwai oleh induksi.
- Dalam logika biasanya deduksi yang terutama dibicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih
penting untuk latihan dan perkembangan pikiran .
Faktor Probabilitas
Probabilitas = keadaan pengetahuan antara kepastian dan kemungkinan.
Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh:
- Faktor fakta: makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi, dan sebaliknya.
- Faktor analogi: semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusi, dan sebaliknya.
- Faktor disanalogi: makin besar faktor disanalogi di dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusi, dan sebaliknya.
- Faktor luas konklusi: semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitas, dan sebaliknya.
Kesesatan generalisasi/analogi
Kesesatan penalaran induktif yang terpenting adalah
- Tergesa-gesa: cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta
- Faktor ceroboh: cepat menarik kesimpulan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan
- Prasangka: memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yang tidak cocok
~ Prinsip umum: suatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu. Terkandung makna bahwa suatu sebab
mendahului akibat. Tapi tidak semua yang mendahului sesuatu menjadi sebab bagi yang lain.
~ Hubungan sebab akibat: hubungan yang intrinsik, artinya bahwa hubungan sedemikian rupa
sehingga kalau yang satu tidak ada, maka yang lain juga tidak ada.
~ 3 pola sebab akibat: dari sebab ke akibat, dari akibat ke sebab, dan dari akibat ke akibat.
Manfaat belajar penalaran induksi
- B. Russel: logika induktif bukan hanya lebih bermanfaat dari logika deduktif, tapi juga lebih sulit.
- Memberikan pembenaran atas kecenderungan manusia yang bersandar pada kebiasaan.
- Dapat menekan kemungkinan kesalahan.
Sumber: PPT Romo Carolus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar